Palangka Raya — Gubernur Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran, menekankan pentingnya mengenang Perjanjian Damai Tumbang Anoi 1894 sebagai tonggak sejarah yang menjadi fondasi perdamaian dan peradaban Dayak.
“Semangat ini harus terus hidup, termasuk melalui Napak Tilas Tumbang Anoi setiap tahun,” ujarnya saat membuka kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo 2025. Jumat (22/8/2025).
Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi memperjuangkan kepentingan daerah penghasil sumber daya alam di Kalimantan, sekaligus menunjukkan bahwa masyarakat adat adalah mitra utama dalam menjaga bumi, hutan, dan peradaban.
Gubernur menekankan bahwa penguatan kearifan lokal dan sejarah adat penting bagi pembangunan berkelanjutan, serta sebagai strategi menjaga harmoni sosial dan kelestarian lingkungan di Kalimantan Tengah.
(Deddy)
0 Comments