PALANGKA RAYA – Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Arif M. Norkim, menegaskan pentingnya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap tanggap dini bencana sebagai bagian dari upaya mitigasi dan perlindungan terhadap keselamatan warga, khususnya menjelang musim kemarau yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menurutnya, masyarakat tidak boleh hanya bergantung pada aparat penanggulangan bencana atau instansi pemerintah, tetapi juga perlu dibekali pengetahuan dan kesiapan menghadapi potensi bencana di lingkungan masing-masing.
“Pemahaman tanggap dini terhadap bencana seperti karhutla, banjir, maupun angin puting beliung harus dimiliki setiap warga. Ini penting agar mereka tahu apa yang harus dilakukan saat bencana mengancam,” ujar Arif,
Ia menyarankan agar pemerintah kota melalui BPBD, kelurahan, dan RT/RW rutin melakukan sosialisasi dan simulasi kebencanaan di wilayah rawan. Selain itu, edukasi juga perlu dilakukan melalui sekolah, rumah ibadah, dan media sosial agar menjangkau semua lapisan masyarakat.
“Keselamatan warga tidak boleh dianggap remeh. Dengan pemahaman yang benar, risiko bencana bisa ditekan, dan dampaknya bisa diminimalisir,” tegas politisi yang juga aktif dalam isu-isu sosial kemasyarakatan ini.
Arif juga menyoroti pentingnya sinergi antara masyarakat, relawan, dan aparat dalam membentuk sistem peringatan dini berbasis komunitas yang responsif dan adaptif terhadap situasi darurat.
Komisi III DPRD, kata Arif, siap mendukung penguatan anggaran dan program edukasi kebencanaan, termasuk penyediaan sarana pendukung seperti alat pemadam ringan, titik evakuasi, dan pelatihan relawan warga.
“Lebih baik kita siap dan waspada sejak dini daripada harus panik dan menyesal saat bencana sudah terjadi. Kesadaran bersama adalah kunci utama mitigasi,” pungkasnya.
(DEDDI)
0 Comments