Palangka Raya – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meresmikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengolahan Limbah Medis di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kehadiran UPT ini diharapkan dapat menjadi solusi pengelolaan limbah medis yang lebih aman, terpusat, dan ramah lingkungan, sekaligus membuka potensi baru dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Peresmian UPT tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo, bersama sejumlah pejabat daerah dan perwakilan fasilitas layanan kesehatan. Dalam sambutannya, Edy menegaskan bahwa keberadaan UPT ini merupakan langkah strategis Pemprov Kalteng dalam mendukung upaya pengelolaan limbah yang terpadu serta memenuhi standar kesehatan dan lingkungan.
“Limbah medis tidak dapat diperlakukan seperti sampah biasa. Dengan adanya fasilitas ini, kita memiliki pusat pengolahan yang lebih terukur dan terstandar. Selain meningkatkan keselamatan lingkungan dan masyarakat, UPT ini juga memiliki peluang besar berkontribusi terhadap PAD,” ujar Edy.Jumat (8/8/2025).
UPT Pengolahan Limbah Medis ini dirancang untuk melayani seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari rumah sakit, puskesmas, hingga klinik yang berada di wilayah Kalteng. Pengolahan dilakukan melalui metode yang memenuhi kaidah keselamatan lingkungan, sehingga limbah infeksius dapat dimusnahkan tanpa membahayakan kesehatan masyarakat dan ekosistem.
Pemprov Kalteng menilai potensi PAD dari unit ini cukup menjanjikan, mengingat kebutuhan penanganan limbah medis terus meningkat seiring pertumbuhan layanan kesehatan di daerah. Selain itu, keberadaan fasilitas ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya dan risiko pengiriman limbah ke luar daerah.
“Ke depan, UPT ini tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas pengolahan, tetapi juga pusat edukasi pengelolaan limbah medis yang baik dan benar bagi tenaga kesehatan serta masyarakat,” tambah Edy.
Dengan diresmikannya UPT ini, Pemprov Kalteng semakin menegaskan komitmennya dalam meningkatkan mutu lingkungan hidup serta memperkuat kemandirian pengelolaan limbah daerah secara berkelanjutan.
(Deddy)
0 Comments